Smartfren |
Hal ini disebabkan oleh kabel jaringan internasional yang dipakai oleh Smartfren putus kena jangkar kapal dan katanya juga langkah-langkah untuk mengantisipasinya juga sudah dilakukan tapi juga terkendala karena kena longsor. Diusahakan dengan bantuan pihak ketiga Matrix Submarine kena (putus) juga.
"Kejadian ini musibah. Pertama (kabel kita) kena jangkar kapal, dan langkah redundant (untuk back-up, red) sebagai jalur kedua kena longsor. Lalu pakai teman kita lagi, pihak ketiga Matrix Submarine kena (putus) juga," jelas Deputi CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, seperti yang dilansir oleh detikINET
"Jadi ini kondisinya dua 'ban serep' kita kena semua," sambungnya.
Dalam kesempatan ini juga ia meminta maaf kepada para pengguna setia Smartfren atas ketidaknyamanannya dalam beberapa hari ini yang ditimbulkan oleh musibah yang tidak disangka-sangka ini.
"Karena ini benar-benar musibah bencana. Kita sudah menerapkan langkah good governance, namun alam berkehendak lain," Tata Ibrahim menandaskan.
Sebelumnya, Bapak Menkominfo, Tifatul Sembiring juga menceritaka tentang kronologis kejadian putusnya kabel jaringan Smartfren ini di akun twitternya.
Berikut kutipan yang diambil dari akun twitter bapak Tifatul Sembiring.
Pada 15 Maret 2013: jaringan utama internet Smartfren submarine putus antara Bangka-Batam lantaran kena jangkar kapal. Akibatnya, jaringan internet Smartfren hanya dapat 60%
16 Maret: Jaringan backup inland Sumatera putus di Palembang karena tanah longsor. Internet dapat dilayani dengan jalur proteksi kapasitas 30%
17 Maret: Jalur proteksi juga mengalami putus di area Sumatera Selatan, layanan internet hanya bisa dilayani 10% kapasitas.
18 Maret: Jaringan tambahan dari pihak ketiga (Matrix submarine) beroperasi, kapasitas jaringan internet menjadi 50%
23 Maret: Jaringan Matrix Submarine mengalami cut. Layanan internet kembali hanya 10%
26 Maret: Hari ini diharapkan restorasi jaringan selesai, dan tambahan kapasitas. Diharapkan layanan internet bisa mencapai 80% kapasitas.